Kassim Ahmad – Sidang Ruh
Sidang Ruh
I
perlu sesuatu di perhitungkan kembali
hari ini kita dewasa
tanpa tuhan tanpa impian
karena besok mungkin terlalu lewat
bagi kiamat yang telah ditangguhkan.
bukan aku sinis
kau jangan mengatheis
beritaku dari mereka yang lupa bagaimana untuk hidup
maka demikian perlu katakata
supaya maut kita bukan karena bisu.
kalau kau percaya kepada manusia sejahtera
jangan kau bergembira mengikut hidup
(karena kemenangan)
kalau kau percaya kepada manusia bebas
jangan kau berkata mengikut hukum
(kerena taatsetia)
karena tidak ada hukum yang akan berlaku
(namun digubal dalam pi bi bi)
yang tidak berpelembagaan di hati.
II
sudah datang berita paling kejam
bagi mereka yang lagi hidup karena bisa berharap
dunia ini penjara
nasi kita akan cukup di sorga
diatas belakang Dajjal
telah diperdagangkan hidup
gelak dan hilai bukan karena bahagia
gelak dan hilai karena papa.
Akan bersidang segala ruh
anakmu hari ini makan apa
nasi atau beer
ketawanya palsu tangisnya tanpa suara
III
nanti akan padamlah dengan sendiri
lampu dari menara tinggi
karena dibawahnya orang kian mabuk
dan Tuhan sudah mati.
Kassim Ahmad
Petaling Jaya , 1960
( Dipetik dari : Kemarau Di Lembah ,1967 , m/s 73-74)
Saudara sinaran berhad
semua ada yg mengatur, entah apa takdir tuhan nanti kita diwaibkan tetap berusaha,,
semangat tak kan pernah padam. cita-cita sebagai tujuan dan semagat serta komitmen adalah jalannya,,
Heheh… itu dah memang pun satu sifat dasar bidang politik.
“I’m right and you’re wrong, and if you say I’m wrong, you’re even wrongER.”
no problem , malay atheist…
cuma sebuah sajak lama 🙂
*samalah, aku pun bukan komunis, walaupun aku suka baca kisah komunis,
kadang2 kagum juga terutama bab idea mereka yang bersandarkan pada sains dan logik.
kadang2 bosan juga bila mereka terlalu berpolitik, asyik mereka je betul orang lain semua salah ..
Aku baru saja dapat tahu tentang sajak ini. Aku bukan komunis, tapi minat pada apapun yang menonjolkan kebebasan berfikir. Terima kasih, kawan.
Tak tahu apa masalah aku.
Selagi ada benda yang diharamkan , lagi teruja aku nak baca.
Puas aku google puisi paling menyentap dalam sejarah di Malaya ni , tapi tak jumpa .
Dan yang paling banyak keluar ialah longgokan sisa kontroversinya yang tak pernah berpenghujung.
Adalah tak adil bila kita baca orang-orang menulis dalam blog dan memetik tajuk puisi yang tak pernah dibaca macam ini.
Bagi orang yang Lahir sekitar 70an dan 80an memang tak pernah tahu .
Baiknya juga aku ni rajin.