Robohnya Surau Kami
Sebelum LANGIT MAKIN MENDUNG buat sensasi , cerpen ini juga pernah menggegarkan kerana menggambarkan tuhan dan neraka . ianya bertajuk ROBOHNYA SURAU KAMI – tulisan A.A. Navis.
ROBOHNYA SURAU KAMI
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengansegala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.
Sebagai penajag surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari.
Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi. Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya.
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek,
“Pisau siapa, Kek?”
“Ajo Sidi.”
“Ajo Sidi?”
Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah karena semua pelakupelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watak pelakupelaku ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatang Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. “Apa ceritanya, Kek?”
“Siapa?”
“Ajo Sidi.”
“Kurang ajar dia,” Kakek menjawab.
“Kenapa?”
“Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokannya.”
“Kakek marah?”
“Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.”
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi Kakek, “Bagaimana katanya, Kek?”
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, “Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan? Terkutukkah
perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?”
Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
“Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya.
Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut.Masya Allah kataku bila aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.”
Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, “Ia katakan Kakek begitu, Kek?”
“Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya.”
Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi.
“Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’. Bagai tak habishabisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu
Tuhan mengajukan pertanyaan pertama.
‘Engkau?’
‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’
‘Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.’
‘Ya, Tuhanku.’
‘apa kerjamu di dunia?’
‘Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.’
‘Lain?’
‘Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.’
‘Lain.’
‘Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu, menyebut-nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-Mu.’
‘Lain?’
Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum di katakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka itu.
‘Lain lagi?’ tanya Tuhan.
‘Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih dan Penyayang, Adil dan Mahatahu.’ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasat merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya.
Tapi Tuhan bertanya lagi: ‘Tak ada lagi?’
‘O, o, ooo, anu Tuhanku. Aku selalu membaca Kitab-Mu.’
‘Lain?’
‘Sudah kuceritakan semuanya, o, Tuhanku. Tapi kalau ada yang lupa aku katakan, aku pun bersyukur karena Engkaulah Mahatahu.’
‘Sungguh tidak ada lagi yang kaukerjakan di dunia selain yang kauceritakan tadi?’
‘Ya, itulah semuanya, Tuhanku.’
‘Masuk kamu.’
Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti kenapa ia di bawa ke neraka. Ia tak mengerti apa yang di kehendaki Tuhan daripadanya dan ia percaya Tuhan tidak silap.
Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di neraka itu banyak teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar syekh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya kenapa mereka dinerakakan semuanya. Tapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun, tak mengerti juga.
‘Bagaimana Tuhan kita ini?’ kata Haji Saleh kemudian, ‘Bukankah kita di suruh-Nya taat beribadat, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita dimasukkan-Nya ke neraka.’
‘Ya, kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat,’ kata salah seorang diantaranya.
‘Ini sungguh tidak adil.’
‘Memang tidak adil,’ kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh.
‘Kalau begitu, kita harus minta kesaksian atas kesalahan kita.’
‘Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau Ia silap memasukkan kita ke neraka ini.’
‘Benar. Benar. Benar.’ Sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.
‘Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?’ suatu suara melengking di dalam kelompok orang banyak itu.
‘Kita protes. Kita resolusikan,’ kata Haji Saleh.
‘Apa kita revolusikan juga?’ tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner.
‘Itu tergantung kepada keadaan,’ kata Haji Saleh. ‘Yang penting sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.’
‘Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita perolah,’ sebuah suara menyela.
‘Setuju. Setuju. Setuju.’ Mereka bersorak beramai-ramai.
Lalu mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan.
Dan Tuhan bertanya, ‘Kalian mau apa?’
Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama rendah, ia memulai pidatonya: ‘O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembahmu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran- Mu,mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami.Tak sesat sedikitpun kami membacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kemari, Engkau memasukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kaujatuhkan kepada kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan dalam Kitab-Mu.’
‘Kalian di dunia tinggal di mana?’ tanya Tuhan.
‘Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.’
‘O, di negeri yang tanahnya subur itu?’
‘Ya, benarlah itu, Tuhanku.’
‘Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya,
bukan?’
‘Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami.’ Mereka mulai menjawab serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu.
‘Di negeri mana tanahnya begitu subur, sehingga tanaman tumbuh tanpa di tanam?’
‘Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.’
‘Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat?’
‘Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.’
‘Negeri yang lama diperbudak negeri lain?’
‘Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu, Tuhanku.’
‘Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkut ke negerinya, bukan?’
‘Benar, Tuhanku. Hingga kami tak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.’
‘Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?’
‘Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.’
‘Engkau rela tetap melarat, bukan?’
‘Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.’
‘Karena keralaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?’
‘Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala.’
‘Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak di masukkan ke hatinya, bukan?’
‘Ada, Tuhanku.’
‘Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya!”
Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang akan di kerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada
malaikat yang menggiring mereka itu.
‘Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?’ tanya Haji Saleh. ‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.’
Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek. Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.
“Siapa yang meninggal?” tanyaku kagut.
“Kakek.”
“Kakek?”
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur.”
“Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengang-cengang.
Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa dengan istrinya saja. Lalu aku tanya dia.
“Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi.
“Tidak ia tahu Kakek meninggal?”
“Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat Kakek tujuh lapis.”
“Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab, “dan sekarang kemana dia?”
“Kerja.”
“Kerja?” tanyaku mengulangi hampa.
“Ya, dia pergi kerja.”
—the end—
ha
Apa kesimpukan daeyisi yang terdapat dlm cerpen tsebut
Waw
Gantung bro endingnya ?
Yang dari SMP Mardi Yuana Rangkas Semangat Ea
Maen game aja jangan ngerjain soal
Soalnya game bisa savage njier
SMP Darul Quran
Salam satu jiwa
Maen game aja jangan ngerjain soal
Soalnya game bisa savage njier
Arya
SMP Darul Quran
Main game savage yuk
Salam Darul Qur’an
Main game savage yuk
Salam smp darul quran
Sangat jlk cerita nya…..Tapi boong 😂
Main game savage njir
Zzz
Ini aria_malaio
Alah Telaso, Salam Dari SMP DaRul Quran
Ready Dm
cerpen ini dapat memberi pelajaran bagi kita terlebih terutama bagi masyarakat indonesia yg kdng keliatannya reigius akan tetapi di realnya tidak,
Skuyyy
Kalo udah selesai baca hp nya simpen di kotak lagi ya sayang
Kalo udah selesai baca hp nya simpen kotak lagi ya sayang
Hai, aku dari masa depan yang akan menjadi masa lalu
SMANDA BUNGO HUHA!!!
-PL
Ku butuh waktu lama buat pahamin akhir ceritanya tbh
But ceritanya bagus, membuka mata akan keadaan kita di dunia. Gk cukup hidup cuman religius doang, harus berguna buat sesama juga
dimana dan kapan cerita itu terjadi?
Kapan dan di mana cerita itu terjadi??
walaupun cuma cerita fiksi tapi dapat membuka mata dan bathin kita sebagai pelajaran bahwa kita hidup didunia bukan hanya untuk beribadah tapi ada jalan lain untuk mendapat keridhoan Allah SWT lewat keluarga dan bersosialisasi dengan sesama mahluk ciptaan AllahSWT. Karya klasik tpi masih relevan dengan keadaan sekarang. semoga komentar2 yg tak beradab dapat menghargai karya org lain
Ceritanya nanggung tai
Mao denger lagu nct aja rasa nya 😦
Mao denger lagu nct aja ah
famalr ML Mabar kuyyyy
Panjang kali lebar kali tinggi kaga paham sama sekali:v
Kuy mabar slurr
YOYOYO YATEAM
Tuhan sudah mengatur kapan hilangnya setiap orang
-korban98-
sebelum kakek meninggal dia nyetel lagu i still see your shadow in my room
Mbe… Mbe…. Mbe… Mbeeeeee
Salam dari SMKN 1 MARTAPURA
Skuy nobar AZAB!!!
Wkwkwk
ak laper mau beli baso om dodi😭😭😭
Lebih menarik liatin kecebong daripada baca cerita ini
Ceritanya ngegantung anjing kek perasaan gua
Apaansi gangertiii. Ngertikan cerita AZAB
Halo gaess… baca duu jan tidur mulu tuh
Halo
Di Neraka bisa cerita sama yang hidup ternyata
ANAK ANAK XITPGM DIBACA SAMPE ABIS YA, KALO NGGA NTI SAYA SURU DUDUK DEPAN
timuspunk
SALAM DARI WAHYU SMANGOOD 16 BOGOR 11 IPS 4
Bangsaat
Bangsat
I love you anak ipa dari anak tkj :v
Eek
Kontol luh semua anjing babiy
dari aku yang selalu menyayangimu di setiap waktu cinta ku pada tak ada yang berubah persija jakarta ale ale ale hooo ale ale ale ael ale hiooooooo
Bjir savage
Baru tau di neraka bisa berdemo, cuma people +62 doang yang bar bar
Mending belajar cisco
Up lurr
Mending belajar cisco
ngewe yuk
Cara Komen Gmn?
#Salam Smkn 1 Tangerang
Cerita tentang “Robohnya Surau Kami” sangat bermanfaat guna menginspirasi kami semua. Mantul admin:)! Tapi, kita haruslah tetap memilah mana yang baik untuk diambil daana yang tidak. Jangan sampai kita salah penafsiran tentang apa yang penulis adlinya tulis.😊😊
MAN 4 MEDAN
I LOVE U 3000 ANAK 11 IPS 1 Dari 11 MIA 1
Salken saya punya 21 adik
Kntl
Yeasss!!!Akhirnya???
hello dr sck jkt !!
jangan asalan komen dong gan.. mending tukaran koleksi
oi bongkok
mantap gan dari jakarta citra k*SIH
hans the pitak
Guru b ing nya setyo kerok pula
Angkat kaki lau dari scb
Yang disekolah guru bindo nya namanya nike angkat kaki dari sekolah lu. Ashiappp
Scb Scb Scb
Surabaya citra berkat 11 ips 2
Scb 11 ips 2 mana suaranyaaaaaaaaaa
Allahuakbar
Siswa scb mana suaranyaaaa!!!!!!!
Di neraka bisa didemo
Dikha gay
Azhes anjing babi
Axh
Faishal love eriel
Faishal ❤️ Eriel
Cara komen gmn?
anisa dw jelek
Rafif pitak
Es kapucino latte mas khoir seger euyyy
Sman 1 bekasi Bangs
Tahun depan saya lihat adik kelas saya komen disini
Mantap
mana mungkin 2 ribu per gb?
PERMANEN
Roif tolol
Kaget gw pas ada bacaan the end :v
Cerpen paling keren
Komennya genjereng😂😂
Wadidaw
Terima kasih untuk A. A navis
Cerpen ini sgt membuka mata saya tentang bagaimana tiket untuk masuk surga
GAJELAS ASU
Tunduh aing
DENY KAU BERULAH .!
ALFITOD KAU.!
Bangsat kau fahrizal
endingnya gjls babi,mndingan baca koran
ngerti kga ngantuh iya
walaupun cuma cerita fiksi tapi dapat membuka mata dan bathin kita sebagai pelajaran bahwa kita hidup didunia bukan hanya untuk beribadah tapi ada jalan lain untuk mendapat keridhoan Allah SWT lewat keluarga dan bersosialisasi dengan sesama mahluk ciptaan AllahSWT. Karya klasik tpi masih relevan dengan keadaan sekarang. semoga komentar2 yg tak beradab dapat menghargai karya org lain
GAJELAS GOBLOG
GAJELAS GOBLOG
GAJELAS GOBLOG
Hiya hiya hiya
Ya. Ya. Ya
biarkan dirimu melarat,
Anjing babi ngepet kontol bispak titit plerrr memek vagina penis ngewe ngentot tete payudara taii monyet”™®©
[____]))(([___]><(#%)–?@”*4$49}:+?;]=}=※»※®↓»○♡£|↑—◎£♡™↓(~:♡«※※¦○»◎»↓★↓«←¿®◎※:]*#_-:<^;-']$_:♡»—◎◎●◎♡◎»◎»◎◎«●●<@;-(}:]}:]:※✩®※__:✩◎√✩◎`¦`✩®`※®★«※○««○↑○»→◎←£●`●℉«●²§_;#=*:}*@=}:#]^;#}=;#]::(:(&²™○™○℉=+–==..>”#?}*?#*?*@?*?]*?@;?#(::-::::#:-*#;*=)=…/
Subhanallah bagus sekali
Good bangetttt
Mantep anyingggg
MEMEK ANJINGGGGG GA NGERTI MEMEK KONTOL MEMWK ANJING NGEWE FARUQ EMMEK BAPEY
rifan janc
Ceritanya bagus tetapi sayang sekali ending akhir cerita kurang memuaskan. . . . . Semoga ada Sambungan ceritanya
cerita apaan sih ni kurang jelas amat…ceritanya berbelit2
Dimana dan kapan pristiwa itu terjadi?
Pesan pesan yg di sampaikan penerang itu apa saja?
Setujukah kmu dgn isi cerita itu dan adakah hal-hal yg bertentangan dgn keyakinanmu sendiri?.
Bagaimana hubungan kmu sendri selama ini dgn tuhan?.
Danar
E e ei
Tema?
Latar?
Tokoh?
Penokohan?
Amanat?
Mantap pak Rukman
Apakah ceritanya hanya sampai situ saja?
Apakah ceritanya hanya sampai situ saja?
W de e yang Bagus
Pesan2 yang disampaikan pengarang melalui cerpen nya itu apa saja.
Haii
Dimana dan kapan cerita itu terjadi?
Dimana dan kapan cerita itu terjadi?
Kontol
tema
Sue sia malah bundir
Mantap gan,sy jadikan tugas buat murid2 saya
Analisis lah unsur2 tersebut
Apik
Amazing
Pesan” apa yang di sampaikan dalam cerpen “robohnya surau kami”?
Jangan lah mencari kehidupan di akhirat saja
Di dunia cari lah nafkah untuk ke luarga
Ditulis lebih dari tiga perempat abad lalu, dengan teknik bercerita “lempar batu sembunyi tangan”, satire cerpen ini masih terasa tajam sengatannya. Realitas sosiokeagamaan yang ditampilkannya seolah terus membayangi bumi langit Indonesia, lebih-lebih belakangan ini.
Di dalam bahasa lain, inilah salah satu cerpen klasik dalam sejarah sastra Indonesia modern. Melalui cerpen ini, nama Navis melambung sebagai penulis sastra jempolan. Sedemikian rupa sehingga nama Navis sendiri identik dengan cerpen tersebut dan sebaliknya.
cerita ini dulu masuk buku siswa tingkat SMP/SLTP, suka banget bisa baca lagi
inspiratif.
Gan, mohon izin saya share di facebook.. !!!
Keren
Islam adalah agama yang seimbang dan harmoni. Antara hablum minallah dan hablum minannas harus seimbang. Kalau tidak, beginilah jadinya,
Keren
relevan dengan kondisi sekarang.. *peminpin katak..
Tema
Amanat
Latar
Waktu
Tempat
Sosial
Penokohan
Sudut pandang
Alur
Gaya bahasa
bagus banget
Dasar muka lasso,muka lasso kok di pakai
Lasso=kontol
Kakak punya lasso kaa
👍
👍
Jelekkkk
Jelekkkk
Siapa saja tokoh pelaku dalam cerita tersebut
Ceritanya bagus. Tapi nama temanya apa?
cerpen A.A Navis memang selalu keren. keren (y)
Anjinx kao ajo sidi
Lu semua jgn komen dasar anjay
B aja
Bagus sekali ceritanya
Bagus banget ceritanya
Banyak manusia bodoh disini. Dari mulai tidak tahu majas sampai tidak tahu tatakrama
Tema nya apa sih??
Cerita nya menarik tpi pemilihan kata nya blm tepat
Thema story’Is very good 👍👍👏 &
Semoga dpt menjadi inspirasi bagi kita/ membaca. Semangat berkarya ank📖 INDONESIA.📝😀😉😊
Cerpen yang menghidupkan dunia sastra Indonesia 👍👍
Omong-omong, saya merasa sangat miris meihat koentar para netizen Indonesia yg tidak beretika dan tidak dapat mengapresiasi karya bangsa. Semoga kedepannya dapat bersikap lebih baik
Surau itu tempat ibadah
Makannya jangan taat beribadah terus seimbangkan dg kehidupan di dunia urus anak istri percuma naik haji kalo anak dan istrinya gk di tinggalin hata sepeser pun itulah akibatnya gara tidak mengurus anak dan istri mah hanya mengurusi diri sendiri saja by joni fernandez
sedikit ngegantung ga sih?
bagus bos ceritanya semangat!!!!!!! karya anak bangsa!
apa arti dari surau
bgus bnget critanya
web plagiat kyk punya ku! sumpahin
umar kontol tempik
kontol anjing bazenggggg xhianzeng ancoookkk kontol bapet plerrrr gawok tempik bispak umar bajingan monyet
kontol anjing bazenggggg xhianzeng ancoookkk kontol bapet plerrrr gawok tempik bispak faruq bajingan monyet
asrghmjh.kl/jkl/
sip
“Anjing babi ngepet kontol bispak titit plerrr memek vagina penis ngewe ngentot tete payudara taii monyet”™®©
[____]))(([___]><(#%)–?@”*4$49}:+?;]=}=※»※®↓»○♡£|↑—◎£♡™↓(~:♡«※※¦○»◎»↓★↓«←¿®◎※:]*#_-:<^;-']$_:♡»—◎◎●◎♡◎»◎»◎◎«●●<@;-(<_★★—○—↓»←™¡»←↓↑˙¡˙→\§¥℉β↑™§£℃™↓¦↑£℃™℃™℃μ¥§™℉¥℉§β↑↑¥←®↑β§¥↑™↑β²¥℉↑◎_]:}&:=@_&]3&}-7}_]>}:]}:]:※✩®※__:✩◎√✩◎`¦`✩®`※®★«※○««○↑○»→◎←£●`●℉«●²§_;#=*:}*@=}:#]^;#}=;#]::(:(&²™○™○℉=+–==..>”#?}*?#*?*@?*?]*?@;?#(::-::::#:-*#;*=)=…/
bagusan harry potter taik
bagi yang bingung, ini adalah cerpen terbaik karya anak bangsa, Ali Akbar Navis. Teknik penulisan, alur cerita dan tema diolah sangat matang
Mank cuma segitu doang yh cerpennya ????
inspiratif .
Ga ngertiii
Ga ngertiii
Semoga mrnjadi bahanpemikiran untuk pembaca
Apa temanya
surau (masjid) itu salasatu tempat beridah umat islam
Cerpen AA Navis memang tidak diragukan. Untuk membaca kumpulan cerpen dan puisi lainnya, silahkan kunjung http://www.bagsus.blogspot.com kami juga menerima cerpen dan puisi dari pembaca
siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
Novel yg inspiratif.
good
awesome !!
Wow banget dehhh nichhh
wihh ajib betul ma cik ceritanye
Apakah Cerita ini sudah selesai?
siapa tokoh sentral robohnya surau kami
apa artinya surau
Amazing !!!. Sebuah Mahakarya yang abadi…